Manisan Dan Pemanis
Manisan umumnya dikaitkan dengan
rasa. Sekalipun penilaian seseorang sangat berbeda, perbandingan manisan secara
kuantitatif masih dapat dilakukan, misalnya, larutan gula standar (seperti
larutan sukrosa 10% dalam air) dibandingkan kemanisannya dengan gula atau
pemanis lain. Jika 1% larutan suatu senyawa manisnya sama dengan larutan
sukrosa 10%, maka dapat dikatakan bahwa senyawa tersebut 10 kali lebih manis
dibandingkan sukrosa.
d-fruktosa adalah gula sederhana
yang paling manis, dua kali lebih manis daripada sukrosa. d-glukosa hampir sama
manisnya dengan sukrosa. Sebaliknya, banyak gula-gula lain (seperti laktosa dan
galaktosa) yang manisnya kurang dari 1% kemanisan sukrosa.
Banyak pemanis sintetis yang
diketahui, yang terkenal adalah sakarin (sacharin) yang ditemukan pada
tahun 1879 di laboratorium Prof. Ira Remsen di John Hopkins University.
Sekalipun strukturnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan d-fruktosa,
sakarin 300 kali lebih manis dari sukrosa. kemanisan 0,03 g sakarin sama dengan
10 g sukrosa.
Sakarin dibuat secara komersial
dari toluena
Sakarin sangat manis tetapi tidak
mempunyai kalor yang berarti. Senyawa ini menjadi pengganti gula bagi penderita
diabetes dan bagi orang yang ingin mengurangi berat badan. Sayangnya, percobaan
dengan tikus membuktikan bahwa sakarin dalam dosis tinggi merupakan karsinogen
(penyebab kanker).
Pemanis sintetis lain adalah natrium
siklamat (sakaril), dulsin (sukrol) dan aspartam. Siklamat ditemukan di
University of Illinois pada tahun 1937, 30 kali lebih manis dari gula tebu. Keuntungannya
adalah tidak adanya rasa “aneh” yang diberikan oleh sakarin. Sayangnya,
siklamat terbukti dapat menyebabkan kanker dan penggunaannya di Amerika Serikat
telah dilarang sejak tahun 1979. Dulsin hampir 100 kali lebih manis daripada
sukrosa tetapi beracun jika digunakan dalam makanan.
Pada tahun 1981, aspartam
merupakan pemanis buatan pertama yang disetujui oleh pemerintah Amerika Serikat
dalam 25 tahun, manisnya kurang lebih 161 kali dibanding sukrosa. dari
strukturnya, aspartam merupakan ester metil dari dipeptida (dua asam amino)
yang terdapat dalam protein alam, yaitu asam aspartat dan fenilalanin. Karena itu,
penggunaannya diperkirakan aman.
Komentar
Posting Komentar