Darah Tiruan
Kedengarannya aneh, bahwa
binatang terbukti dapat hidup setelah hampir semua darahnya diganti dengan
emulsi perfluorokimia, yaitu hidrokarbon, eter, atau amin yang semua
hidrogennya diganti dengan atom-atom fluor. Penemuan ini (pada akhir 1960-an)
menguntungkan bidang kedokteran dan telah menyelamatkan jiwa manusia.
Fluorokimia dapat melarutkan
sebanyak 60% volum oksigen. Sebagai perbandingan, darah hanya dapat melarutkan
20% dan plasma darah hanya melarutkan kurang lebih 3% saja.
Tikus yang direndam dalam
fluorokimia yang jenuh dengan oksigen dapat terus “bernafas” untuk waktu yang
lama. Sekalipun fluorokimia tidak bercampur dengan darah, ternyata bahwa ia
dapat diemulsikan (dipecah menjadi butiran halus dan tetap tersuspensi dalam
larutan) dengan menambahkan maca-macam surfaktan dan material lainnya.
Berikut ini adalah salah satu
contoh dari darah tiruan: perfluorotributilamin (CF3CF2CF2CF2)3N;
pluronat F-68 (pengemulsi); pati hidroksietil; NaCl; KCl; MgCl2;
CaCl2; Na2HPO4; dan air secukupnya.
Perfluorokimia lain, seperti F-dekalin (C10F18) dapat
digunakan juga. Beberapa teknik lain dikembangkan untuk mengubah campuran ini
menjadi emulsi yang ukuran partikelnya harus diatur secara hati-hati agar tercapai darah tiruan yang efektif.
Tidak seperti darah biasa, darah
tiruan tidak terpengaruh oleh racun-racun tertentu. Tikus yang “tidak berdarah”
menghirup udara yang mengandung 10% sampai 50% karbonmonoksida selama
berjam-jam dan tetap hidup normal ketika kembali pada nitrogen-oksigen biasa.
Tentu saja darah tiruan berganti dengan darah normal kembali apabila binatang
itu terus hidup dan memproduksi darah menurut cara yang biasa. Bagaimanapun
juga, eksperimen tersebut membuktikan bahwa darah tiruan mampu melakukan fungsi
transport oksigen seperti lazimnya darah, sebab sel-sel darah merah yang ada tidak melakukan fungsi
tersebut jika ada molekul karbonmonoksida.
Perfluorokimia yang berfungsi
sementara sebagai darah tiruan lama kelamaan dikeluarkan dari tubuh (beberapa
hari sampai beberapa minggu). Karena sifat kimianya yang lembam, senyawa ini
tidak membahayakan.
Bagaimanakah ramalan penggunaan
darah tiruan ?
Darah tiruan digunakan dalam
keadaan darurat dan bahaya jika bank darah kehabisan atau kekurangan darah
asli. Jenis-jenis darah tidak diperlukan, sehingga darah tiruan ini dapat
dipakai oleh pasien-pasien yang mempunyai jenis darah yang jarang ditemukan.
Darah tiruan dapat juga digunakan untuk mengawetkan organ untuk bedah cangkokan
(ginjal, jantung), untuk penyembuhan penyakit tertentu (sikelsel anemia, anemia
yang berasosiasi dengan kanker), dan untuk penyampur obat bagi pasien yang
darahnya mudah bereaksi.
Pengeluaran seluruh darah
merupakan cara untuk mengeluarkan semua virus, toksin atau kelebihan obat.
Dokter-dokter di Jepang telah menggunakan darah tiruan untuk pasien-pasien yang
terancam mati karena kehilangan banyak darah, dan darah tiruan telah
menyelamatkan pasien-pasien yang menolak transfusi normal karena alasan
keagamaan.
Mula-mula fluorokimia dibuat
untuk memenuhi keingintahuan saja. Tak seorangpun dapat meramalkan sifat-sifat
atau penggunaannya. Hal-hal ini adalah contoh mengapa penelitian dalam
ilmu-ilmu dasar perlu dibiayai tanpa memikirkan kegunaan praktisnya dalam waktu
singkat.
Komentar
Posting Komentar